Bagi sebagian orang sebuah foto bisa menjadi kenangan dan hal menarik.
Khususnya bagi seorang fotografer, tentu saja objek apapun bisa menjadi
sebuah karya atau foto yang menakjubkan. Bahkan tak jarang dapat
menghasilkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit. Foto-foto berikut ini
sangat terkenal karena harganya yang sangat mahal. Berikut adalah 3
foto termahal di dunia.
1. Rhein II (Andreas Gursky)
1. Rhein II (Andreas Gursky)
Foto berjudul “Rhein II” ini merupakan hasil jepretan Andreas Gursky.
Rhein II merupakan foto sebuah sungai yang berwarna keperakan dan
diapit oleh hamparan rumput berwarna hijau, di bawah langit yang
temaram. Bagi mata orang awam seperti kita, tak ada yang terlihat
spesial dari foto ini.
Mungkin banyak dari kita hanya melihat sebuah
foto pemandangan biasa tanpa ada banyak keindahan maupun unsur estetis
yang nyata dari foto ini. Namun siapa yang menyangka foto yang terlihat
biasa-biasa saja ini bisa laku dengan harga 4.338.500 juta dolar atau
38.590.957.500 milliar jika di rupiahkan.Foto Rhein II ini terjual di rumah lelang Christie, New York pada Selasa (08/11) malam dengan harga USD 4,3 juta atau sekitar Rp 39,6 miliar. Nilai penjualan foto ini memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Cindy Sherman “Untitled # 96″ yang terjual dengan harga 3.890.500 dolar atau Rp 34.605.997.500 pada bulan Mei 2011 yang lalu. Hingga sekarang, belum ada yang mengalahkan rekor foto termahal di dunia yang dipegang oleh Rhein II ini.
2. Untitled #96 (Cindy Sherman)
Foto self-portrait konseptual ini adalah buah karya artis asal
Amerika, Cindy Sherman. Sherman tinggal dan bekerja di New York. Sherman
sendiri memang dikenal dengan karya conceptual portraiture. Pada tahun
1995, dia adalah penerima MacArthur Fellowship. Foto-fotonya termasuk
beberapa foto yang paling mahal yang pernah dijual. Salah satunya
adalah fotonya yang berjudul Untitled # 96.
Foto ini terjual pada Mei 2011 seharga USD 3,9 juta (Rp 35,9 miliar)
di rumah lelang Christie. Untitled #96 dibuat pada tahun 1981. Dalam
Untitled # 96, Sherman menggambarkan seorang remaja muda. Gambar ini
menggambarkan karakter sebuah rasa bersalah namun ‘menggoda’ karena pada
pemeriksaan lebih dekat, Anda akan melihat bahwa poin jarinya kecil
“single” sedang memegang/mencengkeram iklan di koran. Hal ini untuk
menunjukkan bagaimana karakter remaja tersebut ingin meninggalkan
kehidupan masa lajang/muda dan siap untuk menemukan suaminya,
menunjukkan bagaimana dia berkembang dari seorang remaja muda menjadi
seorang wanita. Berbagai kritik yang menyorot seri ini, mengklaim bahwa
Sherman menegaskan kembali stereotipe seksi.
3. Dead Troops Talk (Jeff Wall)
3. Dead Troops Talk (Jeff Wall)
Posisi ketiga untuk foto termahal di dunia kini jadi milik Jeff Wall.
Dengan karyanya yang berjudul Dead Troops Talk yang sukses terjual
dengan nilai USD 3,6 juta ini (Rp 33,2 miliar), ia berhasil menggeser
posisi yang sebelumnya diduduki oleh Andreas Gursky. Foto ini diambil di
studio Vancouver. Dalam karyanya, Wall mendandani sekelompok aktor
dengan pakaian militer dan darah palsu.
Foto “Pasukan Mati yang Berbicara” ini merupakan adegan setelah pertempuran di mana tentara yang tewas terjaga/bangkit lagi dan berbicara antara mereka sendiri. Ada aspek dokumenter untuk adegan ini yang menceritakan kisah perang. Paradoksnya adalah bahwa cerita ini fiksi. Karya Jeff Wall merupakan bagian dari gerakan Neorealis, tujuannya adalah untuk mencari representasi realitas seperti itu. Dalam foto ini, adegan itu adalah realitas perang absurditas, kengerian yang dilakukan bukan tentara dan kematian. Di sisi lain, adegan digambarkan sepenuhnya fiksi, orang mati tidak dapat berbicara. Realisasi foto ini adalah pementasan penuh di studio. Jeff Wall mungkin tidak berusaha untuk menangkap realitas dengan cara yang paling netral, tapi ia mencoba untuk membangun kembali menggunakan sumber dayanya.
Source: http://puncakdunia.com/3-foto-termahal-di-dunia.php
Foto “Pasukan Mati yang Berbicara” ini merupakan adegan setelah pertempuran di mana tentara yang tewas terjaga/bangkit lagi dan berbicara antara mereka sendiri. Ada aspek dokumenter untuk adegan ini yang menceritakan kisah perang. Paradoksnya adalah bahwa cerita ini fiksi. Karya Jeff Wall merupakan bagian dari gerakan Neorealis, tujuannya adalah untuk mencari representasi realitas seperti itu. Dalam foto ini, adegan itu adalah realitas perang absurditas, kengerian yang dilakukan bukan tentara dan kematian. Di sisi lain, adegan digambarkan sepenuhnya fiksi, orang mati tidak dapat berbicara. Realisasi foto ini adalah pementasan penuh di studio. Jeff Wall mungkin tidak berusaha untuk menangkap realitas dengan cara yang paling netral, tapi ia mencoba untuk membangun kembali menggunakan sumber dayanya.
Source: http://puncakdunia.com/3-foto-termahal-di-dunia.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar